Detail Cantuman
 
 
 
Kembali ke Daftar >
 
 
 
 
   
"Kalau yang pertamakali datang pada saya bukan Teguh Karya dan Teater Populer mungkin saya tidak akan pernah jadi saya yang sekarang. Saya ingat pertemuan pertama dengan Teguh Karya terjadi di PT Jelajah Film ketika Teater Populer akan membuat film Cinta Pertama, 1973. Saya datang sebenarnya didorong oleh etiket semata. Karena Teguh sudah dua kali datang ke rumah, saya tidak ada. Saat itu keinginan untuk menolak lebih besar dari pada menerima. Sebetulnya saya kurang begitu tertarik pada dunia film. Barangkali karena pelajaran kesenian kurang begitu saya suka sejak di SMP. Tapi yang terjadi, Teguh Karya ternyata berhasil "menjerat" saya. Bukan dengan apa-apa tapi dengan sikapnya yang begitu ramah, bersahabat, begitu friendly. Pendekatannya sangat kekeluargaan. Dia mengajak tapi tidak memaksa. Akhirnya saya pun ikut terlibat dalam pembuatan film itu. Saya ingat saya masih kelas tiga SMA. Dan sikap Teguh ini tidak berubah sampai sekarang. Saya sadari betapa beruntungnya saya mengenal orang seperti Teguh Karya dan grup Teater Populer. Sebab peran Teguh Karya dalam karier saya sebagai pemain sungguh besar. Dialah yang pertama kali memperkenalkan saya dengan seni peran. Baru setelah itu Slamet Rahadjo turut berperan dalam pematangannya dan terakhir Eros Djarot membuka wawasan saya. Mereka bertiga itulah guru-guru saya. Bagi saya Teater Popular itu ibarat tanah yang subur. Sebagai bibit saya beruntung ditanam dan dipelihara di tanah yang subur itu. kalau saya berada di tempat lain, pasti pertumbuhan saya akan berbeda.Lebih dari itu, Teguh Karya dan Teater Populerlah yang juga memperkenalkan kepada saya film as a knowledge. Bukan sebagai entertainment. Bahwa film juga sebuah dunia yang perlu dipelajari secara serius, perlu pendalaman. Saya diperkenalkan kepada dunia film dengan informmasi yang benar. Sebelumnya, dunia film yang saya kenal adalah seperti yang umum ketahui sebagai dunia yang glamor. Makanya kaget juga saya ketika bekerjasama dengan Teguh Karya dan Teater Populer, ternyata berbeda dengan imej itu. Perbedaan ini lama-lama menggelitik hati saya untuk menyampaikan pada masyarakat bahwa dunia film sesungguhnya bukan seperti imej itu. Dan dorongan untuk itu makin besar semenjak film Kawin Lari. Tiba-tiba saya mendapatkan motivasi dalam berkesenian, khususnya dalam dunia film. Motivasi itu bukan cuma untuk ke dalam bagi pengembangan diri saya tapi juga ke luar untuk menyampaikan informasi yang lengkap kepada masyarakat tentang dunia film. Untuk ini, Teguh Karya dan Teater Populer menempati tempat yang khusus di dalam perjalanan dan pembentukan sikap berkesenian saya.
"
 
 Christine Hakim (Aktris)
Sumber :
Sinematek Indonesia 
 
 
 
Kembali ke Daftar >
 
 
 
Pemutakhiran

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jl. Salemba Raya 28A Kotak Pos 3624
Jakarta 10002 - Indonesia

Jam Layanan

Senin - Jumat : 09.00 - 15.00 (WIB)

Kontak Kami

(021) 929 209 79
(021) 392 7919; (021) 319 084 79 (fax)
info@perpusnas.go.id

Pernyataan Privasi | Ketentuan Penggunaan

Anda pengunjung ke 1057037 sejak 27 Oktober 2009

©2015 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia